Tragedi ini mungkin klise, karena saya yakin paling tidak kita sebagai kreator atau vendor pernah ngerasain setidaknya 10 kali, bagi yang sudah punya jam terbang tinggi. Bagi newbie setidaknya cuma satu kali. ;p
Modusnya mirip-mirip, salah satunya seperti ini. Calon klien ujug-ujug tanpa basa basi langsung minta harga. Bayangkan minta harga! mereka bahkan belum ngasih brief sedikitpun, mau bikin apa. Kadang masih untung kalau dikasih referensi. Dan itupun dia minta info penawarannya cepat. Macam projek sangkuriang, bedanya ini masih penawaran. Berarti belum ada duit disana.
Bingung? iya jelas bingung. Karena mau tidak mau nembak angka. Karena harga nembak, brarti konsep yang melahirkan scope of work yang turun lagi menjadi ongkos produksi yang Anda tawarkan menjadi tidak akurat. Kalau tidak akurat efeknya apa? untung tipis, kerugian, atau bahkan nombok jika ternyata klien atau buyer dalam prosesnya meminta lebih banyak daripada yang disepakati.
Nah bagi yang punya cukup pengalaman, biasanya sudah punya solusi. Yaitu memberikan harga dengan margin profit yang cukup lebar, sehingga ada ruang untuk negosiasi dan tawar menawar..
namun jika angka terlalu tinggi, maka terjadilah tragedi seperti yg diungkap oleh judul, klien lalu senyap atau hilang. Mungkin mereka sudah menemukan angka yang lebih wajar.
Dari masalah ini disimpulkan, baik Vendor maupun Klien/buyer harapannya sama, concernnya sama, yaitu mendapatkan "Reasonable Budget/Price". Namun ada 'missing link' di sana yang mesti di solve.
Videoin.id sebagai startup marketplace layanan produksi konten audio visual, terlahir untuk membantu kreator/vendor dan memecahkan masalah-masalah tersebut. Lalu bagaimana solusi kami? silahkan langsung dicoba di platform kami ini. Rasakan, lalu diskusikan dengan kami. chat disini